Seekor Lembu dan Orang Dungu

Tumbuh dari pohon yang hidup sebagai Perayu Pertiwi yang layu, tetap mengintai meratap rindu Air yang sendu, selalu mengalir mendayu dalam bisu Walau harus di tandu, tetap melaju tanpa ragu seperti seekor Lembu Waktu kecil dulu Aku berikrar akan berlabuh di dermaga yang ditancapkan di sebuah batu Dan akan selalu candu, candu kepada Satu Apa benar buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya Aku tanpa malu, malah memadu, mengikar janji yang terabrasi oleh Nafsu Maaf, maaf telah membuat mu pilu, dalam bisu Maaf, telah menghianati rindu nyatanya aku yang Dungu Maaf telah menyakitimu, lupa pada janji ku saat pertama bertemu Maaf Kuakui aku yang hina Telah sakiti dia yang beri ku istana Kuakui aku yang gila Telah sakiti dia yang beri ku dunia Maaf, maaf, maaf kan lah sayang, maaf kan lah kasih Maaf, maaf, maaf aku khilaf, kembali lah pulang